Sabtu, 19 Februari 2011

Segway, Langkah Kaki Masa Depan

           


Sebagai manusia, tentu saja kita memiliki banyak aktivitas yang harus dilakukan. Aktivitas-aktivitas tersebut menuntut kita untuk melangkah dengan cepat dari aktivitas satu ke aktivitas lainnya. Begitu juga kita sebagai mahasiswa, harus melangkah cepat dari satu kelas ke kelas lainnya. Namun terkadang, langkah cepat itu tidak menjamin kita untuk sampai di kelas tepat waktu.
                Tapi kini permasalahan langkah itu mulai diatasi dengan diciptakannya teknologi-teknologi baru seprti teknologi yang baru-baru ini diciptakan oleh Dean Kamen. Dean Kamen menciptakan sebuah skuter yang dinamakan segway.
                TROTOAR AKAN DIPENUHI SEGWAY. Dengan ditemukannya segway, kemungkinan besar akan mengurangi aktivitas bejalan kaki, karena segway dapat digunakan hamper di semua tempat, mulai dari jalan raya, koridor rumah sakit, bahkan di dalam rumah pun bisa digunakan. Selain itu, tidak ada lagi tenaga yang terbuang untuk berlari-lari mengejar waktu. Para perawat di Jerman saja telah menggunakan segway untuk berjalan ke kamar pasien ketika bel emergency berbunyi
                ORANG-ORANG HANYA AKAN BERDIRI DAN MENGENDARAI. Pada zaman sekarang ini, kebanyakan orang tidak mempunyai waktu untuk berlari kesana-kemari mengejar waktu. Karena keterbatasan waktu ini, di masa depan, kegiatan berjalan kaki akan digantikan oleh segway.
                SEMUANYA AKAN MENJADI MUDAH.  Segway ketika pertama kali diluncurkan ke public, telah menunjukkan berbagai macam kelebihan. Kelebihan-kelebihannya antara lain, tidak menimbulkan asap yang mengakibatkan polusi, dikontrol hanya lewat pergeseran titik berat pengendaranya, dapat menirukan keseimbangan manusia, serta banyak lagi kelebihannya yang dapat memudahkan kita. Namun, di balik itu semua, tentu saja segway memiliki beberapa kekurangan. Kekurangannya ditimbulkan dari kelebihan-kelebihannya tadi. Dikhawatirkan segway dapat mengurangi minat manusia untuk berolahraga.
                Di masa yang akan datang, mungkin adalagi teknologi-teknologi yang akan menggantikan langkah-langkah kaki manusia. Hal ini tentu saja harus kita terima dengan positive tanpa melupakan cara untuk menyeimbangkan diri antara teknologi yang memudahkan dengan kesehatan kita.