Sabtu, 19 Maret 2011

Love Story (Part 2: namanya Amin )

            Setelah selesai berbincang-bincang dengan ibu' itu, Mama&aku pun beranjak pulang. Di tengah perjalanan, aku bertanya pada Mama, "Ma,siapa ibuk yang tadi?". "oh, itu teman Mama, Ibuk itu guru di MTs Hasanah", jawab Mama. "oh..", sambungku. Setelah berjalan kaki selama 20 menit, aku dan Mama sampai juga di rumah. Mama berkata, " Fenni, jangan lupa, nanti latihan ngaji ya! soalnya besok kamu ada tes mengaji untuk menentukan kamu lulus atau tidak menjadi siswi di MTsN." , "iya Ma", jawabku malas.
             Keesokan harinya aku dan Mama berangkat lagi ke sekolah itu untuk mengikuti tes mengaji yang dikatakan Mama kemarin. Tes ngaji itu diadakan di dalam sebuah ruang kelas. Di sana aku duduk di samping seorang anak perempuan berperawakan tinggi dan memakai kacamata. Karena tak ingin terus berdiam diri tanpa ada teman berbicara, akhirnya aku mengajak anak perempuan itu untuk berkenalan. "Perkenalkan, namaku Riza. Nama kamu siapa?", tanyaku sambil menyodorkan tangan. "Namaku Tami",ia menjawab sembari tersenyum kepadaku. "Oh.., senang berkenalan denganmu.", "iya, sama-sama. Aku juga senang bisa berkenalan dengan mu". "oiya Tami, nanti kalau kita satu kelas. kita duduk berdua ya.", usulku. "Insya Allah kalau kita satu kelas.", jawab Tami ikhlas.
                Tak terasa setelah sekian lama berbincang-bincang dengan Tami, akhirnya tiba giliranku untuk di tes. Aku dipanggil ke depan kelas. "Riza Pratama", panggil panitianya. "iya Pak.", dengan sigap aku menjawab. Setelah selesai tes, aku langsung diajak Mama pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, lagi-lagi Mama mengingatkanku, "Riza, jangan lupa berdoa supaya lulus.".
             Setelah mengikuti proses tes yang lumyan melelahkan, akhirnya sampai jugalah aku pada hari pengumuman. "Riza, ayo cepat. jangan kelamaan mandinya.", "iya Ma.", lagi-lagi aku mengiyakan kata Mama. Sesampainya di MTsN, aku dan Mama langsung menuju papan pengumuman. Dan, Alhamdulillah aku lulus menjadi salah satu siswi di sekolah itu. Aku pun tak sengaja bertemu lagi dengan Tami. Tami lulus juga, namun ternyata kami tidak satu kelas. "yah Ri, kita nggak satu kelas. Padahal kita udah janji duduk berdua." kata Tami seraya mengeluh, "iya ya. Hmm..oiya, kamu sekelas sama siapa?", tanyaku penasaran, " aku sekelas sama anak yang nilai kelulusannya paling tinggi itu lho." jawabnya. "ha?yang mana tu yg nilainya paling tinggi?", tanyaku lagi. "yang itu.yang pake baju putih." jawabnya sambil menunjuk anak laki-laki yang aku temui tempo hari. "oh...siapa nama anak sombong itu?"tanyaku lagi penasaran. "Namanya Amin."

3 komentar:

Nana Sarafa mengatakan...

kayaknya aku kenal deh sama si "amin" ini.. hehehe

Wiza Leila Puspita Sari mengatakan...

ente masih love sama sohib ane ye?

fenni marriza mengatakan...

iye, ane masih love sama sohib ente.
haha.
kenape emangnye?

Posting Komentar